MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) MELALUI PERMAINAN MEMANFAATKAN BAHAN SISA PADA TK X
A. Latar Belakang
Pendidikan di Taman Kanak–Kanak adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.“
Taman Kanak–Kanak sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 3 – 6 tahun yang sering disebut masa emas perkembangan. Di samping itu, pada anak usia ini anak–anak masih sangat rentan yang apabila penanganannya tidak tepat justru dapat merugikan anak itu sendiri.
Dalam kenyataannya minat belajar anak saat proses belajar mengajar sedang berlangsung belum optimal. Proses pembelajaran yang terjadi saat ini yaitu bermain sambil belajar seraya belajar sambil bermain.
Karena bermain adalah realisasi dari perkembangan diri dari kehidupan anak dapat tumbuh dan berkembang melalui berbagai kegiatan yang dilakukan anak pada waktu bermain dan melalui pengalaman anak dapat mengembangkan potensi–potensi yang dimilikinya melalui bermain. Selanjutnya dengan bertambahnya usia anak dapat dengan sadar menyerap stimulasi lingkungan dan mulai dapat mengorganisasikan serta melakukan generalisasi terhadap pengalaman yang diperoleh.
Dari hasil refleksi awal di TK X penulis menemukan bahwa minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran masih rendah. Minat belajar yang rendah mengakibatkan rendahnya kemampuan (prestasi) siswa TK X
Untuk meningkatkan minat belajar siswa agar kemampuan dan prestasi belajar siswa meningkat, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan metode proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) melalui permainan memanfaatkan bahan sisa dengan tujuan proses belajar mengajar dapat berjalan aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan melalui permainan dari bahan sisa dapat meningkatkan hasil belajar anak di TK X.
…..
A. Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak
Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, baik bagi anak maupun orang dewasa. Kesempatan bermain dan rekreasi memberikan anak kegembiraan disertai kepuasan emosional. Bermain merupakan kegiatan yang spontan dan kreatif, yang denganya seseorang dapat menemukan ekspresi dirinya sepenuhnya. (Freeman & Munandar, 1997 :262).
Sebagaimana terdapat dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (Depdikbud, 1994) tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Sedangkan ruang lingkup program kegiatan belajar yang meliputi : pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan/emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan bahasa, daya pikir, daya cipta, ketrampilan dan jasmani.
Pendidikan paling utama pada tataran kedua setelah pendidikan dikeluarga adalah pendidikan di sekolah. Anak adalah investasi paling besar yang dimiliki keluarganya, masyarakat dan bangsa. Anak memiliki sejuta kemampuan yang akan berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu sesuai perkembangan kejiwaan anak. Namun demikian, perkembangan kemampuan itu tidak dapat mencapai tahap optimal, apabila proses perkembanganya tidak dituntut dan didesain secara sistematis.
Anak membutuhkan bantuan dalam mempelajari suatu hal, bagaimana mangatasinya, dan sebagainya. Untuk membuat anak memecahkan masalah dengan efektif dan efisien, maka orang tua harus mamahami dunia anak-anak. Sehingga anak akan berada pada dunianya bersama teman sebaya.
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan perkembangan anak dengan diberi kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat-sifat alamiah.
1. Belajar Melalui Bermain
Ahli pendidikan anak menyatakan bahwa cara belajar anak yang paling efektif adalah dengan bermain. Dalam bermain anak dapat mengembangkan otot besar maupun otot halusnya, meningkatkan penalaran, memahami lingkungan, membentuk daya imajinasi, dunia nyata, dan mengikuti tata tertib dan disiplin.
Unsur kebebasan pada pendidikan prasekolah, adalah penting sifatnya. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan prasekolah yaitu mengembangkan potensi anak secara optimal. Kebebasan dalam pendidikan anak prasekolah dalam aplikasinya adalah bermain.
Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam dan secara spontan anak mengembangkan kreativitasnya. Dengan bermain anak mendapat banyak informasi tentang peristiwa, orang, binatang, dan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Anak punya kesempatan bereksperimen, memahami konsep-konsep sesuai dengan perkembangan anak.
“Bermain bukan bekerja, bermain adalah pura-pura, bermain bukan sesuatu yang sungguh-sungguh, bermain bukan suatu kegiatan yang produktif; dan sebagainya……bekerjapun dapat diartikan bermain sementara, kadang-kadang bermain dapat dialami sebagai bekerja, demikian pula anak yang sedang bermain dapat membentuk dunianya sehingga sering kali dianggap nyata, sungguh-sungguh, produktif dan menyerupai kehidupan sebenarnya” (Soemantri Patmodewo. 2000: 102).
Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil ahir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan, umur, dan kemampuan anak. Secara berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsur belajar lebih banyak). (Depdikbud 1994 :11).
Bermain sebagai bentuk belajar di Taman Kanak-kanak adalah bermain yang kreatif dan menyenangkan. Dengan demikian anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran dijenjang pendidikan berikutnya. Oleh karena itu,dalam memberikan kegiatan belajar pada anak didik harus diperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didik, alat bermain atau alat Bantu, metode yang digunakan, serta waktu, tempat dan teman bermainya.
Barmain adalah kegiatan yang spontan dan penuh usaha dan kegiatan tersebut merupakan dasar dari perkembangan. Dalam beberapa bentuk permainan terlihat adanya persamaan yang dilakukan oleh anak-anak. Setiap anak dengan caranya sendiri dan menurut tingkat perkembangan sendiri akan selalu mencari kegembiraan dan kepuasan dalam bermain. Untuk bermain, anak membutuhkan tempat bermacam-macam alat permainan, waktu dan kebebasan.
Melalui bermain, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan potensi-potensi dan kemampuanya yang kreatif dan konstruksi menurut pola perkembanganya sendiri secara wajar. Berkaitan dengan itu, maka tugas guru adalah merencanakan dan memberi kesempatan dan pengalaman-pengalaman dengan berbagai alat bantu permainan yang fungsional untuk perkembangan harmonis anak.
Dalam tatanan pendidikan Taman Kanak-Kanak, bermain dapat digambarkan sebagai suatu rangkaian kasatuan yang berujung pada bermain bebas, bermain dengan bimbingan dan berahir pada bermain dengan diarahkan. Bermain bebas dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan bermain dimana anak mendapat kesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan mereka dapat memilih bagaimana menggunakan alat tersebut. Bermain dengan bimbingan, model bermain dimana guru memilih alat permainan dan diharapkan anak-anak dapat memilih guna menemukan konsep (pengertian tertentu). Bermain diarahkan, guru mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu tugas yang khusus. (Soemiarti Patmodewo, 2000:103).
Barmain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial nilai dan sikap hidup.
Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya, yaitu melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan; memanfaatkan imajinasi atau ekspresi diri; kegiatan-kegiatan pemecahan masalah, mencari cara baru dan sebagainya.
Sesuai dengan pengertian bermain yang merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia TK, menurut Hartley, Frank dan Goldenson (Gordon & Browne, 1985:268) ada 8 fungsi bermain bagi anak :
a. Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya, meniru ibu memasak di dapur, dokter mengobati orang sakit dan sebagainya.
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar dikelas, sopir mengendarai bus, dan lain-lain.
c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga alam pengalaman hidup yang nyata. Contohnya ibu memandikan adik, dan lain-lain.
d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, dan lain-lain.
f. Untuk kilas balik untuk peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi, sarapan pagi, dan lain sebagainya.
g. Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya dan lain-lain.
h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah seperti menghias ruangan dan lain-lain.
Melalui bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan potensi dan kemampuanya yang kreatif dan konstruktif menurut pola perkembanganya sendiri secara wajar, serta mengembangkan motorik dan daya pikir menjadi lebih meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar