PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN MORAL ANAK
DI TK ABA SIDOMULYO
Oleh: Rr. Erny Trisusilaningsih, A.Ma Pd
Pengelola Sanggar Karya Tulis “Nidya Pena” Kulonprogo
A. Pendahuluan
Sudah bukan menjadi rahasia lagi , sekarang ini telah terjadi dekadensi moral di kalangan anak-anak kita. Salah satu bukti nyata bahwa moralitas anak-anak kita mengalami kemerosotan yang luar biasa adalah dengan semakin banyaknya kasus-kasus perbuatan amoral yang dilakukan oleh anak-anak kita seperti tindakan kekerasan, perampokan, pembunuhan, pelecehan seksual, hingga minum-minuman keras dan penyalahgunaan narkoba atau perbuatan yang melanggar hukum lainnya.
Perkembangan moral anak dan remaja yang memburuk, telah menjadi keresahan tersendiri bagi para orangtua dan guru di sekolah. Keresahan ini dapat dipahami karena anak adalah generasi penerus yang akan menentukan cerah buramnya masa depan bangsa di kemudian hari. Artinya, bila moralitas anak-anak kita mengalami degradasi, tanpa ada upaya secepatnya masalah keruntuhan bangsa tinggal menunggu waktu.
Masalah moral merupakan salah satu aspek penting yang perlu di tumbuh kembangkan dalam diri anak. Berhasil tidaknya penanaman nilai modal pada masa kanak-kanak akan sangat menentukan baik buruknya perilaku moral seseorang pada masa selanjutnya (Hermansyah, 2001 : 3)
Menurut Al-Halwani (1995: 88) anak memiliki kebiasaan meniru yang kuat terhadap seluruh gerak dan perbuatan dari figure yang menjadi idolanya. Oleh karena itu seorang anak secara naluriah akan menirukan perbuatan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, saudara dekat serta kerabat yang terdekat.
Realitas yang demikian itu perlu mendapat perhatian tersendiri, karena perkambangan akhlak, watak, kepribadian dan moral anak akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi yang terdapat dalam keluarganya. Hal ini berkaitan dengan kedudukan keluarganya sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagi anak (Mardiya, 2005: 8)
Dengan asumsi bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, maka pola asuh orangtua yang diterapkan anak akan sangat berpengaruh pada perkembangan jiwa anak, termasuk masalah moralitasnya. Bila pola asuh yang diterapkan pada anak baik maka akan membentuk kepribadian anak yang baik pula. Sedangkan bila orang tua salah dalam menerapkan pola asuh akan berdampak buruk pada perkembangan moral anak, karena anak akan berlaku menyimpang yang mengarah pada perilaku kenakalan anak (Widayanti dan Iryani, 2005: 30)
TK ABA Sidomulyo merupakan salah satu TK yang berada di wilayah Cabang Dinas Kecamatan Pengasih di mana anak-anak yang menjadi asuhannya memiliki moral dan kepribadian yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh asal mereka yang kondisi keluarga dan pola asuh orangtuanya yang berbeda-beda pula. Atas dasar itu penulis ingin meneliti seberapa besar pengaruh pola asuh orangtua terhadap perkembangan moral anak di TK ABA Sidomulyo.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh pola asuh orangtua terhadap perkembangan moral anak di TK ABA Sidomulyo.
2. Memberi masukan kepada guru tentang bagaimana menentukan pola asuh anak yang baik agar moral anak juga dapat berkembang dengan baik.
C. Metodologi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih (daerah tempat tinggal anak didik TK ABA Sidomulyo)
2. Subyek Penelitian
Sebelum penulis menentukan subyek sebagai bahan sumber penelitian, maka akan penulis kemukakan terlebih dahulu tentang populasi dan sampel. Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Sedangkan sampel adalah individu yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1993: 70). Dalam hal ini adalah anak TK ABA Sidomulyo yang berjumlah 17 anak beserta orangtuanya.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi/Pengamatan Langsung
Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Nasution, 1988: 56). Teknik ini digunakan untuk mencermati perkembangan moral anak.
b. Metode Wawancara/Interview
Metode Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui komunikasi tatap muka terhadap responden yang diteliti guna memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 145). Teknik ini digunakan untuk mengungkap secara mendalam bagaimana pola interaksi antara orangtua dengan anaknya.
c. Metode Angket
Metode Angket adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran quesioner yang harus diisi oleh responden (Moleong, 2000: 161). Teknik ini digunakan untuk mengungkap model pola asuh orangtua terhadap anaknya
d. Metode Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal/variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2002: 139) yang dapat memberi informasi tentang anak dan orangtua TK ABA Sidomulyo yang diteliti.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik analisis induktif serta teknik deskriptif. Analisis induktif digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian mengenai pola asuh orang tua dan perkembangan moral anak, setelah data dipilah-pilah sesuai dengan karakteristiknya. Analisis induktif juga digunakan untuk melihat keterkaitan/pengasuh pola asuh orangtua terhadap moral anak.
Analisis data secara induktif ini peneliti gunakan dengan cara menganalisis hal-hal yang khusus untuk ditarik kesimpulan yang obyektif. Dalam penelitian kualitatif data yang digunakan berbentuk kata-kata dan bukan angka seperti pada penelitian kuantitatif.
D. Hasil Penelitian
1. Gambaran Pola Asuh Orangtua Anak TK ABA Sidomulyo
Orangtua (ayah dan Ibu) sebagai pemimpin sekaligus pengendali sebuah keluarga, dipastikan memiliki harapan-harapan atau keinginan-keinginan yang hendak dicapai di masa depan. Harapan dan keinginan tersebut ibarat sebuah cita-cita, sehingga orangtua akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Hal tersebut berlaku pula terhadap anak-anaknya. Para orangtua dipastikan memiliki harapan-harapan terhadap anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkannya. Misalnya, mereka menginginkan sang anak menjadi orang yang patuh, taat dan berbakti terhadap orangtua, suka menolong, cerdas, terampil, mudah bergaul, berperilaku baik, tegas, disiplin dan sebagainya.
Harapan dan keinginan orangtua terhadap anak-anaknya di masa depan inilah yang akan banyak mempengaruhi bagaimana mereka memperlakukan anak-anaknya, memberi tugas dan tanggung jawab, serta pemenuhan terhadap kebutuhan anak-anaknya, baik fisik maupun non fisik. Termasuk didalamnya, dalam memberi perhatian, kasih sayang dan perlindungan terhadap buah hatinya. Dengan kata lain, orangtua akan menggunakan pola asuh tertentu untuk merealisasikan keinginan-keinginannya itu. Pola asuh yang dimaksud dapat direfleksikan dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis terhadap anak-anaknya. Hal ini tercermin dari tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan mereka terhadap sang anak. Ada yang cenderung kaku (otoriter), acuh tak acuh/serba membolehkan (permisif), dan ada pula yang demokratis.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan angket pada tanggal 28 Juni 2006 dapat diketahui bahwa sebagian besar (10 orangtua dari total 17 orangtua walimurid atau 58,8 %) di TK ABA Sidomulyo sudah menerapkan pola asuh yang demokratis. Namun masih terdapat 4 orangtua (23,5 %) yang menerapkan pola asuh otoriter terhadap anak-anaknya dan 3 orangtua lainnya (17,7%) yang menerapkan pola asuh permisif.
Pola asuh demokratis orangtua terhadap anaknya di TK ABA Sidomulyo ditandai dengan : ikut terlibatnya orangtua dalam membagi waktu belajar dan bermain anak tanpa harus memaksa pada anak, tidak terlalu membiarkan anak memutar TV pada saat waktu belajar, menegur dan menanyakan sebab-sebabnya bila anak tidak belajar, tidak memaksa anak untuk belajar sesuai kehendaknya, selalu memperhatikan kebutuhan sekolah anak, menemani anak saat belajar walaupun tidak terlalu sering, memberi uang saku pada anak secukupnya saja, selalu memperhatikan sarana prasarana belajar anak, sering meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak, melatih anak untuk bertanggungjawab dan saat anak melakukan kesalahan, hukuman yang diberikan bersifat mendidik.
Sementara itu pola asuh otoriter yang dilakukan oleh orangtua murid TK ABA Sidomulyo ditandai dengan ketatnya orangtua dalam membagi waktu belajar dan bermain anak, tidak membolehkan anak menonton televisi pada saat anak menginginkan, memarahi anak dan mencaci maki bila anak tidak belajar, memaksa anak untuk melakukan sesuatu sesuai kehendaknya, tidak terlalu memperhatikan kebutuhan sekolah anak, selalu mengawasi anak saat belajar, jarang memberi uang saku pada anak saat bersekolah, kalaupun diberi sering disertai nasehat-nasehat bernada mengancam, jarang meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak, tidak melatih anak diberi tanggungjawab dan bila anak melakukan kesalahan dimarahi atau dipukuli tanpa diberi kesempatan untuk membela diri.
Sedangkan pola asuh permisif yang dilakukan oleh orangtua anak TK ABA Sidomulyo ditandai dengan membiasakan anak membagi waktu belajar dan bermain sendirian, selalu membiarkan anak memutar TV pada saat/waktu belajar, tidak menanyakan atau menegur bila anak tidak belajar, tidak memperhatikan kebutuhan sekolah anak, tidak pernah menemani saat anak belajar, tidak menasehati anak saat memberikan uang saku, tidak pernah meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan anak, tidak melatih anak untuk bertanggungjawab, dan membiarkan anak sekalipun ia melakukan kesalahan.
2. Gambaran Perkembangan Moral Anak di TK ABA Sidomulyo
Manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan lepas dari lingkungan kehidupan sosial yang penuh dengan nilai, peraturan dan norma. Nilai, peraturan dan norma tersebut sangat diperlukan manusia untuk membedakan mana yang baik dan yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang jika dilakukan berdosa mana yang tidak tidak berdosa. Pemahaman yang baik terhadap nilai dan norma akan membawa pengaruh yang baik pula terhadap moralitas anak sehingga mereka dapat hidup harmonis di lingkungannya.
Berdasarkan hasil observasi/pengamatan terhadap tuturkata, sikap dan perilaku anak selama kurang lebih 1 minggu sejak tanggal 1 Juni 2006 dapat diketahui bahwa sebagian besar anak pada umumnya menunjukkan perkembangan moral yang baik. Hal ini ditandai dengan kemampuannya dalam membedakan perilaku baik dan buruk, melaksanakan ibadah sesuai aturan, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan, mampu bergaul dengan teman tanpa harus bertengkar menghormati orang yang lebih tua dan mampu mentaati peraturan yang berlaku disekolah.
Namun demikian, terdapat beberapa anak yang cenderung berbicara kurang ramah, tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan serta tidak mentaati peraturan. Selain itu ada beberapa anak yang cenderung kurang bisa bergaul dengan teman, bersikap kaku dan egois serta kurang percaya diri.
3. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Perkembangan Anak
Dalam lingkungan keluarga dimana orangtua melakukan bimbingan, pengasuhan dan pemberian kasih sayang, secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan moral anak. Dengan demikian, kondisi lingkungan keluarga dengan model pola asuh tertentu jelas akan mempengaruhi cara bertutur kata, cara sikap, dan pola tingkah laku anak termasuk perkembangan jiwanya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap perkembangan moral anak yang dipadukan dengan model pola asuh yang dilakukan oleh orangtua yang diidentifikasi melalui pengisian angket yang telah disiapkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa ada sisi-sisi tertentu yang menonjol baik dalam tutur kata, sikap, maupun perbuatan dengan pola asuh model tertentu yang berbeda dengan model pola asuh lainnya.
Secara lebib terinci, hal-hal yang menonjol dari hasil pengamatan peneliti tentang perkembangan moral anak yang dikaitkan dengan pola asuh orangtuanya di TK ABA Sidomulyo dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Pengaruh model pola asuh orangtua terhadap perkembangan
moral anak di TK ABA Sidomulyo
No Model Pola Perkembangan Moral Anak
1. Pola Otoriter - Anak kurang matang, kurang kreatif dan inisiatif karena takut salah, kurang tegas membedakan baik buruk, suka menyendiri, kurang supel dalam bergaul, dan ragu-ragu/takut dalam bertindak/mengambil keputusan karena takut dimarahi.
2. Pola Permisif - Anak cenderung terlalu bebas dan sering tidak mengindahkan aturan, kurang rajin beribadah, cenderung tidak sopan, bersifat agresif, sering mengganggu orang lain, sulit diajak bekerjasama, sulit menyesuaikan diri dan emosi kurang stabil.
3. Pola Demokratis - Kematangan jiwa baik, emosi stabil, memiliki rasa tanggungjawab yang besar, mudah bekerjasama dengan orang lain, mudah menerima saran orang lain, mudah di atur, dan taat peraturan atas kesadaran sendiri.
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa modal pola asuh orangtua memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan moral anak. Karena orangtua dengan model pola asuh otoriter akan cenderung menghasilkan anak dengan ciri kurang matang, kurang kreatif dan inisiatif, tidak tegas dalam menentukan baik buruk, benar salah, suka menyendiri, kurang supel dalam pergaulan, ragu-ragu dalam bertindak atau mengambil keputusan karena takut dimarahi.
Sementara anak yang diasuh dengan pola permisif menunjukkan gejala cenderung terlalu bebas dan sering tidak mengindahkan aturan, kurang rajin beribadah, cenderung tidak sopan, bersifat agresif, sering mengganggu orang lain, sulit diajak bekerjasama, sulit menyesuaikan diri dan emosi kurang stabil.
Sedangkan anak yang diasuh dengan pola demokratis menunjukkan kematangan jiwa yang baik, emosi stabil, memiliki rasa tanggungjawab yang besar, mudah bekerjasama dengan orang lain, mudah menerima saran dari orang lain, mudah diatur dan taat pada peraturan atas kesadaran sendiri.
E. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, maka dapat kami ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pola asuh orangtua memiliki peranan yang cukup besar terhadap perkembangan moral anak, yang dapat diidentifikasi melalui tutur kata, sikap dan perbuatan mereka.
2. Anak yang dididik dengan model pola asuh otoriter menyebabkan anak kurang matang jiwanya, sering kesulitan membedakan perilaku baik buruk, benar salah, suka menyendiri, kurang bisa bergaul dan sulit mengambil keputusan.
3. Anak yang dididik dengan model pola asuh permisif cenderung terlalu bebas dalam bertutur kata, bersikap dan sering tidak mengindahkan aturan yang berlaku, emosi kurang stabil, kurang bertanggungjawab dan sulit diajak bekerjasama.
4. Anak yang diasuh dengan pola demokratis menunjukkan kematangan jiwa yang baik, emosi lebih stabil, mudah diatur, terbuka, supel dalam bergaul dan lebih bertanggungjawab.
Saran yang dapat kami berikan berdasarkan hasil penelitian tersebut antara lain :
1. Untuk orangtua
Orangtua harus bisa memilih pola asuh yang baik untuk anak-anaknya yaitu pola asuh demokratis, sehingga perkembangan moral anak menjadi baik pula.
2. Untuk guru/pendidik
Hendaknya guru melakukan bimbingan dan pembinaan yang intensif pada anak yang memiliki perkembangan moral kurang baik.
3. Untuk PGTKI Bina Insan Mulia
Kurikulum untuk mahasiswa juga memfokuskan membahas tentang perkembangan moral anak berikut strategi penanganannya agar anak dapat berkembang secara optimal.
F. Daftar Pustaka
Ahmad dan Santosa N. 1996. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Fajar Mulya, Surabaya.
Al-Halwani, A.F. 1995. Melahirkan Anak Saleh. Mitra Pustaka, Jakarta
Bimo Walgito, 1991. Hubungan Antara Persepsi Sikap Orangtua dengan Harga diri Para Siswa Sekolah Menengah Umum di Propinsi Jawa Tengah. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Depdiknas, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas, Jakarta.
Hermansyah. 2001. Pengembangan Moral. Depdiknas, Jakarta.
Kartini Kartono. 1995.Psikologi Anak. Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Nasution,, S, 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung
Mardiya, 2005. “Buramnya Wajah Keluarga Kita”. Artikel Kedaulatan Rakyat 17 April 2005 hal 8.
Moleong, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Pratiwi, W.W. 2002. Gaya Pengasuh Orangtua dalam Keluarga. PSW UNY, Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
Widayanti, S.Y.M dan Iryani, S.W. 2005. Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Kenakalan Anak B2P3KS, Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar